
Situasi tersebut juga tidak terelakan akan terjadi di Kota Bekasi dalam perebutan kekuasaan di tubuh partai politik Golkar.
“Artinya mudah diduga bahwa pencalonan Ade Puspitasari akan melenggang menjadi kandidiat Ketua Golkar di Kota Bekasi dengan lawan politiknya yang tentunya surut nyalinya melawan anak Wali Kotanya. Apalagi posisi ayahnya masih duduk sebagai Ketua Golkar,” terang Bambang.
Bambang berpendapat, sebenarnya Golkar sebagai kekuatan partai poltik nomor dua di Indonesia memiliki reputasi dalam memainkan perpoltitikan nasional. Sebagai partai kader proses rekruitmen pemimpin memiliki pola yang sudah mapan.
“Karena itu dalam tubuh Golkar sebenarnya kurang dikenal politik dinasti. Meskipun Golkar lahir sejak Orde Lama dengan nama Sekber Gokar. Tapi kini telah menjadi partai modern dan terbuka. Untuk itu sebagai partai kader tidak mengenal ketokohan sesorang,” imbuh Bambang.
Namun, lanjut Bambang, boleh jadi reputasinya akan terciderai oleh virus yang sedang marak yaitu virus dinasti politik. Menjelang perebutan kekuasan di partai Golkar kota Bekasi bibit virus pembunuh demokrasi dipastikan akan mulai menggerogoti ditubuh Gokar.
Dia menilai, Rahmat Effendi sebagai Wali Kota yang juga sebagai Ketua Golkar Kota Bekasi sedang bereksperimen menyiapkan anaknya Ade Puspitasari sebagai penggantinya.
Bambang mengatakan, bahwa di mata publik perilaku politik para elite sedang disorot dan dihujat yaitu membangun dinasti poltik. Karena untuk menjaga wibawa sebagai pemimpin hasrat politik seorang Rahmat Effendi sebaiknya diurungkan.
“Sebab dalam tataran nilai politik eksperimen poltik yang akan dipraktikan tersebut tidak elok karena pemimpin adalah panutan jangan mempelopori perilaku kerakusan politik,” pungkas Bambang. (Mam)