Bos OJK Buka Suara Alotnya Pertumbuhan Kredit di Indonesia

Kemudian, pil pahit ini juga melanda PT PLN Persero yang mengalami penurunan konsumsi listrik dan pelanggan sambungan listrik baru. “Karena, yang beli setrumnya pabriknya belum beroperasi penuh,” ujarnya.

Sedangkan di sektor swasta, bisnis perhotelan dinilai menjadi yang paling terpuruk akibat menurunnya tingkat okupansi. Khususnya yang dialami oleh sejumlah hotel berbintang. “Karena negara lain masih melarang penduduknya bepergian ke luar negeri. Ini fakta yang tidak bisa kita pungkiri,” tekannya, dikutip dari merdeka.

Sehingga, dia menilai wajar apabila dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memacu pertumbuhan kredit. Mengingat parahnya persoalan penurunan konsumsi yang dialami oleh berbagai sektor bisnis. “Nah, apakah garuda perlu modal kerja sebesar sebelum pandemi Covid-19?. Enggak, enggak mungkin,” bebernya.

Oleh karena itu, pemerintah bersama stakeholders terkait lainnya terus berupaya melahirkan berbagai kebijakan yang mampu mengakselerasi permintaan kredit. Diantaranya melalui pembebasan Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) kendaraan bermotor hingga melonggarkan ketentuan loan to value kredit dan pembiayaan properti 100 persen.

“Kita lihat, bahwa penjualan mobil dan motor rumah sudah cukup bagus. Sehingga, (permintaan kredit) perusahaan sudah mulai akan bangkit,” sebutnya. (qq)

Leave A Reply

Your email address will not be published.