Buron Narkoba Australia Kabur ke Papua Nugini Naik Jet Ski

Dalam upacara yang telah dijadwalkan sebelumnya di sebuah kota di pantai, seratusan pengedar narkoba berjanji untuk kembali ke kehidupan normal, demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya itu didorong oleh perang narkoba di Filipina, di mana tindakan tegas pemerintahan Rodrigo Duterte menyebabkan hampir 300 orang tewas, dan 25.000 lainnya ditangkap sejak Mei tahun lalu.

Tahun lalu, Bangladesh meluncurkan perang terhadap narkoba, menyusul proliferasi zat ilegal di negara Asia Selatan yang berpenduduk 165 juta orang itu, di mana sebagian besar berupa pil metamfetamin murah.

Masyarakat Bangladesh menyebut pil metamfetamin murah itu sebagai yaba, yang diambil dari bahasa Thailand, dan berarti “obat gila”.

Mereka yang menyerah di hadapan Menteri Dalam Negeri setempat, Asaduzzaman Khan, di kota Teknaf di wilayah pesisir Cox Bazaar, adalah termasuk pedagang obat bius, pelaku perdagangan manusia, dan beberapa anggota mafia.

Mereka menyerahkan total 350.000 pil “yaba” berwarna merah muda beraroma vanila, serta puluhan senjata api ilegal.

“Saya mengarahkan hidup saya ke jalan yang salah. Saya menyesali aktivitas saya di masa lalu,” kata Sirajul Islam, salah satu dari penyelundup narkoba yang menyerahkan diri.

Islam adalah penduduk Teknaf, sebuah kota pesisir tenggara Bangladesh yang berbatasan dengan Myanmar, di mana dikenal sebagai pusat penyelundupan dan perdagangan “yaba”. (Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.