CIPS: Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Stabil di Tahun Politik

JAKARTA, Harnasnews.com – Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Putu Rusta Adijaya memproyeksikan, nilai tukar rupiah yang sempat melemah selama 2018 akan stabil di tahun politik. Kestabilan ini didasarkan pada beberapa hal, di antaranya adalah sikap The Fed yang tidak akan menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini.

Putu mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terapresiasi seiring posisi dovish The Fed yang menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga acuan. Apresiasi nilai tukar rupiah ini seiring dengan kepercayaan investor pada ekonomi Indonesia di tengah pelambatan ekonomi global.

Tapi, posisi dovish The Fed perlu diwaspadai oleh otoritas moneter di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. “Posisi dovish menandakan The Fed juga concern terhadap pertumbuhan ekonomi dunia yang diproyeksi turun 0,2 percentage point di 2019 dan 0,1 percentage point di 2020,” kata Putu dalam rilis yang diterima Republika, Rabu (27/3).

Bank Indonesia juga perlu memperkuat kerja sama dengan bank sentral negara tetangga, seperti Singapura, Thailand dan Malaysia untuk mekanisme Local Currency Swap (LCS). Penerapan kebijakan ini, dinilai Putu, dapat memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah di tengah pelambatan ekonomi global dan perang dagang.

Namun, Putu juga menekankan perlunya kewaspadaan pemerintah terhadap berbagai kemungkinan yang ada. Pemerintah perlu tetap mewaspadai dampak perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.

Perang dagang harus diantisipasi supaya tidak berkembang menjadi currency war atau perang nilai tukar. Apabila China mendevaluasi mata uangnya lagi, maka nilai tukar renminbi akan semakin melemah.

Leave A Reply

Your email address will not be published.