DPP Golkar Waspadalah

Mencernati manuver tersebut, kiranya langkah tersebut merupakan musuh dalam selimut bagi Ketum Golkar Airlangga Hartarto.

Yang perlu kita garis-bawahi, bukan persoalan rivalitas, tapi manuver itu mendestruksi soliditas Golkar, tidak hanya di level pusat, tapi wilayah dan daerah. Inilah perubahan peta politik yang harus diwaspadai.

Bagi loyalis Golkar di level manapun, tentu berkepentingan utk memelihara soliditas internal Golkar. Karena itu tak ada kata lain bagi Ketua Umum untuk membonsai manuver sosok yang diduga memiliki syahwat kuat untuk menduduki posisi Golkar satu. Bukan untuk meloyokan hak asasinya dalam mengartikulasikan gairah politik praktisnya, tapi semata-mata untuk menyelamatkan partai dari potret kehancuran yang pernah terjadi.

Perlunya langkah strategis dalam menghambat laju manuver politik yang tak sehat tersebut. Pertama, Ketum Golkar disarankan untuk kocok ulang posisi kursi Wakil Ketua DPR RI. Kedua, Ketua Umum Golkar mendorong proses hukum kader yang disebut-sebut terlibat korupsi agar partai pemenang pemilu no dua itu tetap mendapat simpati publik.

Pendorongan penegakan hukum terhadap kasus hukum itu setidaknya untuk dan atas nama supremasi hukum yang berdimensi keadilan. Tidak tebang pilih. Sisi lain, untuk menjaga kedamaian internal Golkar yang terlepas dari intrik picik.

Dalam kaitan perhelatan musda dan lain-lain untuk Golkar di wilayah dan daerah, biarkan dinamika itu terjadi, tapi murni lingkup mereka, tidak boleh ada campur tangan DPP, apalagi ada gelagat tendensius membangun antek-antek boneka.

Nasi telah menjadi bubur. Rancang-bangun menciptakan boneka telah dilakukan. Karena itu, Ketum Airlangga sekiranya tidak membiarkan manuver yang berdampak pada insoliditas internal Golkar. Karena itu, Ketum Golkar tetaplah waspada.

Oleh: Agus Wahid
(Direktur Eksrkutif AW Research & Consulting)

Leave A Reply

Your email address will not be published.