Dukung Pengentasan Stunting, Kodim 0507/Bekasi Lakukan Pengeboran Sumur Air Bersih Dan Salurkan Sembako di Jatirangga

 

Direncanakan nantinya ada beberapa titik khususnya yang belum ada PDAM yang akan dilakukan bantuan pengeboran dengan harapan semua masyarakat dapat kita bantu kesulitannya.

“Tidak ada target seperti itu karena kita wilayah kota, kita wilayah penyangga ibukota jadi memang diharapkan tidak menggunakan sumur bor, karena memang urgen masyarakatnya, pada saat musim kering butuh, jadi kita bantu,”ungkapnya.

Semenjak kepala staf angkatan darat diangkat sebagai bapak duta asuh Stunting oleh kepala BKKBN, secara otomatis, seluruh unsur TNI angkatan darat di wilayah Dandim, Danramil, Babinsa itu menjadi bapak asuh anak Stunting.

“Jadi kita mendata, mencari kemudian menginventarisir dimana saja di wilayah binaan kita yang ada anak Stunting. Jadi kita mambantu menurunkan angka stunting sampai dengan targetnya 14 persen,” tukasnya.

Sementara itu, Lurah Jatirangga Ahmad Apandi mengapresiasi pengeboran sumur yang dilakukan jajaran TNI, khususnya Kodim 0507/Bekasi untuk warganya.

Hari ini kita menerima bantuan sumur bor, Kegiatan tersebut merupakan bantuan dari TNI dalam hal ini dari Dandim dan Koramil yang berlokasi kelurahan Jatirangga di RW 03 kemudian kegiatan tersebut kita apresiasi dan ucapan terimakasih banyak kepada pak Dandim dan seluruh jajarannya yang telah membantu fasilitas air bagi masyarakat Jatirangga,” kata Lurah.

Pada kegiatan itu, Kodim 0507/Bekasi memberikan bantuan paket sembako kepada 20 lansia yang disekitar tempat kegiatan dan 10 paket sembako untuk Stunting.

Sementara itu, di Jatirangga sendiri angka stunting tidak ada, hanya terduga Stunting yang berjumlah 32 anak di 16 RW dari jumlah penduduk 16 ribu lebih.

Kelurahan Jatirangga juga telah melakukan berbagai upaya, yaitu pemberian bantuan pangan, terus juga kemudian ada pemberian vitamin dari puskesmas lalu kemudian juga ada program orang tua asuh, kemudian juga dari kelurahan ini juga kemarin kita melaksanakan sosialisasi dan pemilihan remaja sadar Stunting.

“Kemudian kita juga ada inovasi yang namanya PITAKUNING (Pijat Balita Kurangi Angka Stunting),” ungkapnya.

Kembali dikatakan lurah bahwa pernikahan dini juga menjadi salah satu penyebab timbulnya Stunting dari bayi yang dilahirkan karena belum siapnya rahim sang ibu.

“Jadi memang kalau bicara Stunting itu banyak dari sarana pra sarananya, kemudian juga pada saat balita itu lahir, asupan gizi, lingkungan dan lain sebagainya itu sangat mempengaruhi terhadap dampak Stunting itu sendiri,”ungkap lurah.

Sekedar diketahui bahwa Prevalensi Stunting Indonesia turun 21,6 persen dari 24,4 persen pada Januari 2023. Namun, pemerintah pusat mempunyai target 14 persen penurunan angka Stunting pada 2024 mendatang. (Mam).

Leave A Reply

Your email address will not be published.