Gegara Resleting Terbuka, Kuasa Hukum Asep Minta Stop Kriminalisasi Klienya

Dalam tekanan massa yang sudah terprovokasi Rayhani Annisa dan teman – temannya, Encep hanya bisa pasrah. Merasa dalam tekanan, terpojok dan tidak berdaya sama sekali, Encep menyerahkan diri karena merasa keselamatannnya terancam.

Selanjutnya, Rayhani Annisa beserta teman – temannya menggiring Encep ke Polsek Ciputat. Sampai di Polsek, dibawah tekanan, Encep tetap dipaksa untuk mengakui tuduhan sebagaimana yang disangkakan kepadanya.

Dalam posisi terjepit, Encep juga tidak mendapat haknya untuk berkomunikasi dengan keluarga, handpone ditahan dan saat kejadian keluarga berusaha menghubungi berkali – kali, namun tetap tidak bisa berkomunikasi dengan Encep.

Barulah setelah 3 hari kemudian, pihak keluarga menerima kabar kalau Encep Witana alias Asep sedang dalam tahanan.

Seterusnya, mendapat kabar Encep ditahan, pihak keluarga bergegas menemuinya dan mendengarkan secara langsung, pengakuan Encep bahwa ia sama sekali tidak berbuat apa-apa.

Selanjutnya, pihak kepolisian kemudian mengirimkan Encep ke RS Kramatjati POLRI untuk diperiksakan psikiater (ahli jiwa). Rekomendasi ahli tersebut, kepada keluarga secara lisan mengatakan bahwa Encep Witana sehat, waras dan tidak mungkin melakukan perbuatan sebagaima yang dituduhkan kepadanya.

Selebihnya pihak keluarga juga sudah mencoba menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan. Namun entah kenapa, pihak pelapor tidak menggubris, bahkan yang lebih aneh lagi, orang tua korban keukeuh dan memaksa bahwa putri mereka telah menjadi korban pelecehan pamer alat kelamin.

Kuasa Hukum dan keluarga akhirnya berupaya menempuh upaya damai, namun setelah 3 kali kunjungan ke kediaman orangtua Rayhani Annnisa, Sauki (Ayah pelapor) tetap bersikeras anaknya telah menjadi korban pelecehan, walaupun tidak bisa memberikan kejelasan objektif terhadap perkara yang dimaksudkan terjadi, yang merupakan kesalahpahaman semata.

Beberapa minggu kemudian, Kuasa Hukum melakukan investigasi ke TKP, menemukan beberapa saksi mata, yang menyatakan bahwa pelaku yang suka mempertontonkan kemaluan memang ada, orangnya berwarna kulit gelap, gempal mirip Encep Witana dan mengalami gangguan jiwa, masih berkeliaran diseputar Jln. Ir H Juanda (Kampus UIN dan sekitarnya).

“Beberapa saksi di sekitar TKP, telah memberikan kesaksiannya di BAP Kepolisian,” tandas Gidion.

Sementara itu, hingga berita ini dilansir, pelapor maupun keluarganya belum bisa dikonfirmasi.(Sof)

Leave A Reply

Your email address will not be published.