
Gelar Ghatering Insurance & Corporate Dengan Tema Minimally Invasive Surgery, Siloam Sentosa Juga Siapkan Layanan Ambulan 24 Jam
KOTA BEKASI, Harnasnews.com – Rumah Sakit Siloam Sentosa yang merupakan bagian Siloam Grup menggelar kegiatan Gathering Insurance & Corporate dengan mengusung tema Minimally Invasive Surgery. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Harris Conventions Hall, Summarecon Bekasi pada Rabu (18/06/25).
Pada kegiatan tersebut nampak hadir Direktur Rumah Sakit Siloam Sentosa dr.Kristianus Cahyono, MM, EMBA dengan pembicara yaitu Dokter Spesialis Bedah, dr. Stanley A.C Ketting Oliver, SpB, dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, dr. Ricky Marasi l, SpOT, FICS, AIFO-K.
“Jadi hari ini kami mengadakan acara corporate insurance gathering jadi yang hadir adalah agen-agen asuransi pilihan dan juga perwakilan dari perusahaan-perusahaan,” ujar Direktur RS Siloam Sentosa, dr. Kristianus Cahyono kepada media.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tujuan acara ini memang supaya sebagai mengenalkan layanan rumah sakit pada pihak perusahaan dan pihak asuransi dan juga bisa men-support apa-apa yang menjadi kebutuhan dari perusahaan maupun asuransi.
“Kami sudah bekerjasama dengan hampir semua asuransi besar di Indonesia karena memang sebagai grup kita sudah menggandeng semua asuransi bekerjasama selain juga tentunya Siloam kita juga tentunya BPJS kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan juga Jasa Raharja untuk pelayanan kecelakaan,” katanya.
Rumah Sakit Siloam Sentosa yang beroperasi sejak 2017 dan mulai branding dengan Nama Siloam Sentosa sejak 2021 ini, memiliki pelayanan unggulan yaitu pelayanan kesehatan Ibu dan Anak. Pada tahun ini, RS Siloam Sentosa juga mengoperasionalkan gedung baru.
“Jadi salah satunya kegiatan hari ini juga untuk mengenalkan gedung baru fasilitas-fasilitas kesehatan di gedung baru sehingga dengan penambahan gedung ini harapannya kebutuhan masyarakat untuk pelayanan yang lebih baik bisa lebih terjamin,” ungkapnya.
Selain itu, Siloam Sentosa juga memiliki Call Center 1500911 layanan ambulans yang dapat diakses selama 24 jam. Hal ini memungkinkan pasien dapat pelayanan ambulan dengan segera.
“jadi dari manapun bisa kontak ke nomor itu dan nanti akan dikirimkan ambulans yang terdekat dengan lokasi pasien,” imbuhnya.
Layanan Laparoskopi di RS Siloam Sentosa
Pada kesempatan itu, dokter Spesialis Bedah RS Siloam Sentosa, dr. Stanley A.C Ketting Oliver, SpB memberikan materi Laparoskopi.
Ia menjelaskan bahwa tindakan Laparoskopi merupakan tindakan minimal invasif sudah sejak awal ia jalani ketika bergabung di Siloam Sentosa di tahun 2023. Sejak saat itu ia mengembangkan minimal invasif, baik itu dia tindakan pembedahan dengan laparaskopi untuk pengangkatan kantong empedu atau pengangkatan usus buntu atau untuk membebaskan perlengketan.
“Dan juga tindakan minimal ini pasif untuk pemotongan wasir atau ambeien dengan menggunakan metode laser itu juga sudah kita kembangkan di Rumah Sakit Siloam Sentosa sejak tahun 2023 lalu,” katanya.
Metode Laparaskopi sendiri telah digunakan di luar negeri sejak awal tahun 2000 an, namun, di Indonesia baru dikenal sejak tahun 2010 ke atas. Sehingga, perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi secara masif kepada masyarakat.
“Untuk masyarakat awam ini kita harus memberikan banyak penyuluhan ya terkait tindakan minimal invasif yang bisa kita lakukan untuk operasi-operasi yang dulu harus dibuka luas lebar, kita sekarang bisa dengan hanya luka sayatan kecil,” ungkap dr. Stanley.
Dampak dari pasca operasi Laparoskopi ini juga terbilang sangat minim tergantung dari jenis penyakit yang dilakukan Laparoskopi. Untuk kasus usus buntu pemulihan pasca perawatan paling lama adalah 1 minggu, untuk pengangkatan kantong empedu paling lama 2 minggu.
Sedangkan untuk perawatan di rumah sakitnya sendiri untuk pasca operasi usus buntu sekitar 2 hari paling lama dan untuk kantung empedu paling lama 3 hari.
“Luka otomatis akan lebih kecil penyembuhan lebih cepat aktivitas lebih cepat nyeri lebih lebih berkurang resiko infeksinya lebih rendah itu adalah keuntungan dari Laparoskopi, Ukuran 0,5 senti sampai 1,5 cm itu luka sayatan sebanyak 3 sampai 4 lubang yang akan kita buat,” ungkap dia.
Sedangkan untuk operasi konvensional, membutuhkan luka sayatan sekitar 5 sampai 10 cm dan untuk luka sayatan kantung empedu itu bisa sekitar 10 sampai 15 cm jauh sekali perbedaannya, sehingga nyerinya karena luka terlalu luas nyeri penyembuhan akan sangat mempengaruhi.
Sekedar diketahui, Laparoskopi menggunakan kamera yang terpasang pada alat yang disebut laparoskop.
Laparoskop adalah tabung tipis dan panjang yang dilengkapi dengan kamera kecil dan sumber cahaya di ujungnya. Kamera ini memungkinkan dokter bedah untuk melihat bagian dalam perut atau panggul pasien pada monitor, tanpa perlu membuat sayatan besar.
Sementara itu, di lokasi yang sama, dr. Ricky Marasi l, SpOT, FICS, AIFO-K Spesialis Ortopedi & Traumatologi RS Siloam Sentosa operasi serupa pada tulang juga dapat meminimalisir resiko infeksi, karena sayatan yang kecil.
“Yang kedua kita juga menggunakan teknik kamera itu untuk di sendi ya kalau di bagian bedah tulang itu sendi namanya artroskopi dari kata art articular sendi jadi sehingga saya juga segala cidera yang ada pada sendi kita bisa tangani layaknya seperti laparaskopi dengan memasukkan kamera lupa operasi yang kecil resiko infeksi yang rendah dan hasil yang cukup baik,” tukasnya. (Mam)