Kisah Inspiratif Wisuda UMSurabaya Adelita Vega,Berjuang Menyelesaikan Skripsinya Saat Di Ruang ICU Karena Terpapar Covid-19

Surabaya,Harnasnews.com – Universitas Muhammadiyah Surabaya menggelar acara wisuda ke-47 periode November 2021. Sebanyak 1.333 mahasiswa jenjang pendidikan S1 dan S2, mulai hari ini hingga Senin mendatang akan menjalani rangkaian acara wisuda.secara hybrid, Dari ribuan mahasiswa yang menjalani wisuda, 4 di antaranya lulus tanpa skripsi.

“Para mahasiswa yang mengikuti wisuda bulan ini, berasal dari delapan Fakultas yang ada di UMSurabaya,”

Kisah inspiratif dalam acara wisuda kali ini, salah satunya ada pada sosok Adelita Vega, yang berjuang menyelesaikan skripsinya pada saat berada di ruang ICU karena terpapar covid-19.

Vega mendapatkan gelar sarjana kedokteran dengan proses yang cukup berat, puncak Covid-19 gelombang kedua mengakibatkan Vega dan kedua orangtuanya terpapar Covid-19. Hampir semua keluarganya dirawat di rumah sakit.

“Awalnya ibu saya yang terpapar Covid-19 pada Desember 2021, saya membawa ibu ke rumah sakit dengan menggunakan APD, kemudian beberapa hari setelah itu saya dan ayah terkonfirmasi positif Covid-19” ucap wisudawati asal Surabaya ini Menurut Vega saat itulah kondisi terberat dalam hidupnya, memikirkan ayahnya yang harus dirawat diruangan ICU dan memikirkan bagaimana kelanjutan skripsi yang sudah dalam proses penelitian.

Vega mengaku kondisi pandemi yang membuatnya sulit untuk melakukan penelitian ditambah lagi dirinya yang harus terpapar covid sampai masuk ruang ICU membuatnya ragu untuk menyelesaikan skripsinya.

“Di ruang ICU saya kepikiran skripsi yang harus segera saya selesaikan, dan mencoba mengerjakan skripsi semampu saya. Perjuangan selama hampir empat tahun menjadi mahasiswa kedokteran bukanlah hal yang mudah, karena itu saya ingin tetap menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

Dengan membawa dokumen-dokumen questioner, saya mencoba merekap dan menganalisis hasilnya” papar Vega dengan rasa haru.

Vega beruntung, salah satu dokter yang merawatnya selama di rumah sakit adalah pembimbing skripsinya.

Motivasi untuk menyelesaikan skripsi pun menjadi lebih besar, ditambah lagi dukungan dari keluarga dan teman-temanya yang percaya dirinya bisa melewati perjuangan yang hebat ini.

Lebih lanjut lagi, Vega menceritakan tepat 2 minggu setelah Vega keluar dari rumah sakit, dia mendapatkan jadwal untuk sidang skripsi. Vega menyebutkan perjuanganya dirumah sakit dengan segala keterbatasan terbalas tuntas dengan selesainya skripsi yang menjadi tanggungjawabnya selama ini.

“Tetap semangat untuk meraih cita-cita, lika-liku kehidupan itu pasti ada tapi aku tau kalian semua bakal bisa sampai ke titik yang nanti kalian inginkan. Ingat dan aku yakin perjuangan itu ngga ada yang sia-sia.

Setelah kita berjuang kita hanya tinggal menunggu hari bahagia itu datang.” pungkasnya dengan rasa bangga.

Kisah perjuangan Vega mendapatkan gelar sarjana kedokteran mendapatkan banyak apresiasi, termasuk dari Sukadiono, Rektor UM Surabaya.

Dalam sambutanya Sukadiono menjelaskan perjuangan menjadi seorang dokter yang penuh dengan tantangan akan melahirkan dokter-dokter yang punya semangat juang yang tinggi.

“ Saya yakin, Vega dan wisudawan/wisudawati lainya memiliki proses yang panjang dan patut diapresiasi hingga saat ini mampu bertahan dan mendapatkan gelar sarjana.

Selamat kepada anda semua, semoga menjadi dokter yang memiliki kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang berwawasan global, beriman, berakhlak mulia serta berkepribadian Muhammadiyah dan menjadi teladan melalui dakwah Islam amar makruf nahi munkar sesuai dengan tujuan dari FK UM Surabaya” papar Sukadiono.[PUL]

Leave A Reply

Your email address will not be published.