Kisah Sukses Petani Milenial Asal Malang, Jeruk Tanpa Musim

Info Daerah

Malang, Harnasnews.com –  Program petani milenial yang di Gaungkan Kementrian Pertanian Syahrul Yasin Limpo bukan barang baru bagi petani muda Wahyudi Nurcahaya, 33 tahun, asal Kabupaten Malang, Jawa Timur Ini.

Bapak satu anak asal, Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang, Malang ini memang sejak lama menggeluti usaha di bidang pertanian.

Darah agraria yang diwariskan keluarga, menuntunnya tetap bersama alam mengembangkan pertanian.

Ribuan bibit tanaman jenis buah mulai, jeruk Siem Madu Hantang, trigas, Batu 55, RGL, sampai durian dan pepaya, berhasil dibudidayakan dengan cemerlang dengan sistem Jeruk Tanpa Musim ( Jertanmus) di kebun percobaan miliknya yang berada di empat desa seluas sekitar 30 hektare milik pribadi dan sekitar 15 Hektare milik Petani binaanya.

Bahkan, dia mampu menjadikan bibit varietas Jeruk Siam Hantang menjadi salah satu Jeruk unggulan Tanah Air sejak 2010 lalu.

“Bukan tidak mau bekerja layaknya yang lain, tapi hati saya terpanggil di sini mengembangkan bibit pertanian,” ujarnya, saat ditemui di kebunnya minggu (14/3/2021).

Menurutnya, potensi untuk mengembangkan kawasan agraris sangat terbuka lebar bagi petani milenial atau muda saat ini. Namun, tentu hal itu mesti dibarengi komitmen kuat dari generasi milenial untuk mengembangkan ke depan.

“Asal ada kemauan potensi pertanian itu terbuka untuk dikembangkan,” kata dia.

Ia mencontohkan peluang usaha penangkaran bibit tanaman buah-buahan cukup besar, tetapi sayang banyak generasi muda meninggalkannya.

“Ada banyak buah-buahan Malang yang bisa dibudidayakan mulai jeruk, alpukat, pepaya, hingga duren (durian),” dia mengatakan.

Pria Asli kelahiran Malang ini, mencontohkan durian montong yang harganya mencapai Rp150 ribu, bibit buahnya bisa dikembangkan dengan baik di kebun miliknya secara mandiri, bahkan di kebun saya buahnya besar, dan rasanya, di jamin memanjakan lidah.

“Bibit buah (tanaman buah) unggul kalau dikemas dengan baik bakal menghasilkan benefit yang baik pula,” ujar dia.

Kemudian, jeruk Siem Hantang yang menjadi salah satu buah kebanggaan Ngantang bisa tumbuh merekah di kebunnya, dengan sedikit sentuhan inovasi penangkaran bibit jeruk yang mumpuni.

“Untuk jeruk sendiri setelah dikembangkan ada Siem Hantang, lemon, Garut RGL, begitu pun tanaman buah lainnya,” kata dia.

Besarnya potensi pertanian terutama penangkaran, Wahyudi mengajak generasi Milenial untuk kembali ke alam mengembangkan potensi kawasan pertanian yang begitu menjanjikan.

“Memang salah satu kendala pertanian di kita adalah minimnya regenerasi generasi muda,” kata dia.

Di tangan Wahyudi, lahan keluarga yang disulapnya menjadi laboratorium alam seolah menjadi pendamping setianya saat ini. Sebagian besar waktu ia habiskan di area lahan pertanian untuk penangkaran ragam tanaman buah.

Terpisah melalui pers rilis watsap Sekretaris BPPSDM Pertanian Dr Ir Siti Munifah M.Si mengatakan bahwa, Terbukti Sektor Pertanian berkontribusi besar dalam perolehan PDB dimasa pandemi covid19, dimana sektor lain mengalami pertumbuhan minus.

Terkait itu, Perempuan dengan segudang prestasi ini berharap agar aktivitas dan usaha sektor pertanian dari hulu sampe hilir harus digencarkan.

Bahkan menurutnya, Saat ini potensi milenial sebagai bonus demografi perlu didorong untuk mencintai dan berinovasi dalam bisnis dibidang pertanian.

“Bahkan bagi mereka yang sudah sukses sebagai petani inovatif atau pengusaha bidang pertanian perlu diapresiasi dan dibantu untuk link satu dengan yang lain, melalui kolaborasi Duta Petani Milenial,”pungkasnya.(Joko)

Leave A Reply

Your email address will not be published.