Konflik Golkar Kota Bekasi Dinalai Sebagai Upaya Penjegalan Kader Potensial

Iskandar mengatakan, kalau Golkar Kota Bekasi mau maju, seharusnya elit Golkar di DPP mendorong kader yang sudah memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi di masyarakat untuk menjadi Ketua DPD. Bukan malah sebaliknya mendesain orang luar Kota Bekasi untuk berkonflik melawan kader Golkar Kota Bekasi yang potensial.

“Itu sangat konyol. Partai sebesar Golkar mau diacak-acak pihak luar. Di mana marwah Partai Golkar sebagai pemenang pemilu ke dua secara nasional,” kata Iskandar.

Iskandar mengatakan, seharusnya DPP Golkar memfasilitasi agar pelaksanaan Musda berjalan secara demokratis dan mendorong kader untuk berkompetisi secara sehat.

“Tapi paktanya tidak demikian, bahkan kami melihat adanya kolaborasi jahat guna menjegal kader potensial untuk maju pada gelaran Musda Golkar Kota Bekasi mendatang,” ungkap direktur eksekutif lembaga survei Etos Indonesia Institute itu.

Iskandar menilai berdasarkan informasi yang berkembang dari empat kandidat calon ketua DPD Partai Golkar yang digadang-gadang bakal maju pada Musda Golkar Kota Bekasi, tiga di antaranya adalah caleg gagal pada Pileg 2019 lalu.

“Memang caleg gagal itu masih memiliki kesempatan dalam karir politik. Tapi logika politiknya, bagaimana akan memimpin Partai Golkar tingkat Kota Bekasi, untuk mengangkat dirinya di tingkat Dapil saja tidak terpilih. Artinya, kader tersebut kurang mendapat simpati publik,” tandas Iskandar.

Iskandar juga mengingatkan bahwa masyarakat Bekasi tidak semuanya Golkar. Jadi kalau salah memilih kader maka Golkar Kota Bekasi akan hancur.***

Leave A Reply

Your email address will not be published.