Membedah Jargon ” JEGEH APIKE JEMBER “

JEMBER,Harnasnews.com –  Menengok sejarah perjalanan panjang Kabupaten Jember, dimana sebagian besar masyarakatnya merupakan pendatang. Menariknya masyarakat migran di daerah Jember, berdatangan dari berbagai kultur yang memiliki nilai kearifan lokal dengan sentuhan komposisi budaya yang berbeda.

Sebagai Institusi yang bertugas memberi keamanan dan kenyamanan warga Negara khususnya di Kabupaten Jember sebagaimana yang di amanatkan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia.

Selain memberikan pelayanan publik yang prima, Jajaran Kepolisian juga diwajibkan menjunjung tinggi etika kemasyarakatan. Sikap moral yang senantiasa memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan hukum, melindungi serta mengayomi masyarakat dengan mengindahkan kearifan lokal.

Memandang potret ini, Kapolres Jember AKBP. Alfian Nurrizal, S.H., S.I.K., M.Hum., telah meramu secara cerdas jargon Kepolisian di Jember melalui pendekatan kearifan lokal. Pola pendekatan yang menggunakan komposisi ciri khas bahasa sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan terkait  kebijakan strategis dalam upaya memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Jember.

“JEGEH APIKE JEMBER” secara tidak langsung mendekatkan Kebijakan Kepolisian dengan sentuhan budaya lokal masyarakat setempat. Memproklamirkan perubahan paradigma Kepolisian maka diperlukan wajah Kepolisian yang lebih ramah, humanis tanpa meninggalkan sisi tegas, bersih, kredibel dan berwibawa.

Sebagai Pucuk Pimpinan Pengelola Harapan terciptanya lingkungan masyarakat yang aman dan nyaman. Menempatkan unsur kemanusiaan didalamnya,  dimana semangat soliditas dan solidaritas demi mewujudkan kepentingan bersama, bukan keuntungan sekelompok atau segelintir orang saja. Dengan melibatkan kemitraan elemen negara dan masyarakat untuk saling bergandeng tangan dan berjalan beiringan menuju pembentukan lingkungan Masyarakat Jember yang lebih humanis.

Energi Positif “ JEGEH APIKE JEMBER ” menularkan motivasi dan semangat pembaharu yang goal-nya masyakakat Jember menjadi lebih respek dan percaya terhadap Institusi Polri, menjadi mitra yang saling melengkapi, saling menguatkan sehingga tercapai dari tujuan penegakan hukum itu sendiri  yaitu kepastian, kemanfaatan dan keadilan.

Membangun identitas Polisi Humanis, merupakan salah satu tantangan Polisi masa depan, yang mampu secara terus-menerus beradaptasi dengan perkembangan social dan  budaya. Melihat potret wajah personil Kepolisian yang dapat menjadi figur yang dipercaya sebagai pelindung, pengayom dan penegak hukum sekaligus sebagai pribadi yang dijadikan panutan masyarakat.

Kehadirannya, lebih peduli dan mampu membangun interaksi sosial yang erat dan mesra dengan masyarakat. Memahami kebutuhan mendasar masyarakat adanya rasa aman dan nyaman dengan mengedepankan pencegahan kejahatan (crime prevention), yang muaranya dapat tercipta hubungan yang menyenangkan antara Polri dan Masyarakat.

Metode pendekatan “JEGEH APIKE JEMBER” dalam segmen  pelayanan publik,  berorientasi pada nilai-nilai keadilan, kemanusiaan dan bertujuan membangun kualitas pelayanan serta hubungan yang menyenangkan antara Polisi dan Masyarakat.

Petugas pelayanan masyarakat diarahkan tak sekedar memahami kondisi pelayanan publik namun mampu terlibat aktif dan memiliki ketrampilan yang efektif, yang diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat penyelesaian keluhan masyarakat.

Disisi lainnya, energi positif  “JEGEH APIKE JEMBER“  diharapkan akan lebih progresif dalam menciptakan dan mempertahankan peradaban pelayanan publik yang lebih baik lagi melalui  sentuhan kehadiran Polisi Humanis. Dimana titik tekannya pada sikap, proses dan ketrampilan Personil Kepolisian di Jember dalam memberikan pelayanan publik harus berjalan bersama dalam sinergi organisasi yang wajib memedomani bahwa melayani tak cukup dengan hati tapi melayani dengan ahli, demi terwujudnya pelayanan publik yang lebih manusiawi.

JEGEH APIKE JEMBER, bukan hanya sekedar slogan tapi juga sebuah ungkapan kerinduan dari  sosok AKBP. Alfian Nurrizal, S.H., S.I.K., M.Hum., yang sejatinya ingin menjadi aparat yang tak sekedar penegak hukum tapi sebagai penegak keadilan, hadir ditengah masyarakat sebagai suri tauladan yang mampu memberikan rasa nyaman, aman dan tentram pada warganya. Mengedepankan penyelesaian masalah dengan azas kemanusiaan, saling tolong menolong sesama,  mendekatkan hati mencari solusi, terampil menghadapi warga yang mencari keadilan dan tegaknya hukum, tanpa diskriminasi.

Maka, sangat diperlukan langkah strategis meningkatkan rasa cinta dan peduli terhadap kearifan lokal. Karena, ini adalah rumah tempat kita bernaung. JEGEH APIKE JEMBER dengan niat saja belum cukup. Membangun niat itu dengan kinerja yang baik. Bekerja semata untuk beribadah, Bekerja segalanya hanya “sekedar” mencari Kehebatan Tuhan.

Ketika nama baik sudah dicapai, maka kewajiban untuk menjaga capaian itu. Untuk menjaga marwah tersebut, diperlukan menanamkan kebaikan tanpa mempertimbangkan perbedaan. Meringankan langkah kaki untuk membangun semangat berbagi. Karena, Tuhan bukan disana atau disitu. Tapi disini, kebaikan-Nya menemukan dasar yang paling kokoh. Rumah tempat bernaung akan tampak kokoh, indah dan terjaga. Itulah, Baiti Jannati yang hakiki.

Sampai disini, bahwa mengadopsi nilai kearifan lokal masyarakat Kabupaten Jember tersebut dilakukan dalam rangka sebagai upaya untuk mengoptimalkan kinerja Jajaran Kepolisian Resort Jember yang dinahkodai AKBP. Alfian Nurrizal, S.H., S.I.K., M.Hum., dimana Pendekatan nilai  kemanusiaan dan keadilan sosial, sebagai pisau bedah kearifan lokal. Kemudian dirangkai ke dalam kekuatan budaya multikultur yang bijak membahasakannya “JEGEH APIKE JEMBER“. ( Red/ Humas Polres Jember/Hnn )

Suport By Kapolres Jember AKBP. Alfian Nurrizal, S.H., S.I.K., M.Hum.

Leave A Reply

Your email address will not be published.