Pemerintah Kabupaten Bekasi Tidak Perhatian Tradisi Budaya Silat Bekasi

Nasional

BEKASI,Harnasnews.com  – SILAT merupakan salah satu seni bela diri yang sudah mendunia. Bela diri ini pun mengakar kuat di masyarakat Bekasi.

Akan tetapi, meski telah mendunia dan merupakan kebudayaan masyarakat, perhatian Pemkab Bekasi terhadap bela diri ini masih belum cukup baik.

Presiden World Traditional Pencak Silat Federation (Pencak Silat Tradisi Internasional), Rahmadsyah mengatakan, Kabupaten Bekasi dikenal dengan sifat kemandoran, hampir rata setiap wilayah ada silat. Akan tetapi, antara kelompok silat yang ada tetap saling merangkul (berkumpul).

Menurut Rahmadsyah, apabila dilihat dari topografi, bisa dibilang silat ini sebagai tradisi Bekasi. Dengan memiliki ciri khas mencug dan musik buah kawung. Sehingga untuk melestarikan silat di Bekasi ini tidak sulit karena sudah menjadi ciri khas bagi masyarakat di setiap wilayah.

“Kalau di Kabupaten Bekasi ini tidak kesulitan untuk melestarikan pencak silat. Karena silat itu menyatu dengan organisasi masyarakat. Silat Bekasi ciri khasnya mencug, dengan iringan musik buah kawung,” tuturnya kepada awak media, belum lama ini.

Pria yang tinggal di Bekasi ini juga mengungkapkan, pencak silat dari Bekasi sudah diakui oleh dunia. Hal itu terbukti dengan terpilihnya dia sebagai Presiden World Traditional Pencak Silat Federation.

“Setahu saya, naiknya pencak silat dunia dari Bekasi. Tentu Bekasi, adalah mercusuarnya untuk pencak silat dunia. Jadi Bekasi sudah dikenal dunia. Dan satelitnya pencak silat dunia adalah Bekasi,” terang Ramadsyah.

Hanya saja, dia mengaku, sampai saat ini masih kurang dorongan dari Pemkab Bekasi untuk mengembangkan lagi tradisi tersebut. Hal itu, terbukti setiap ada kegiatan silat di Bekasi, pemerintah daerah tidak pernah hadir.

“Faktanya, setiap ada kegiatan silat di Bekasi, pemerintah tidak pernah hadir. Seharusnya pemerintah bisa melek, karena itu bagian dari tradisi di Kabupaten Bekasi,” sesalnya.

Lanjut Ramadsyah, apa yang dilakukan para penggiat silat di Bekasi, itu sebagai bentuk kecintaan terhadap budayanya sendiri. Dan sejauh ini, para penggiat silat ini tetap bergerak untuk melestarikan tradisi tersebut. Walaupun tanpa bantuan dari pemerintah.

“Para penggiat silat lebih mencintai daerahnya sendiri, daripada orang lain. Karena mereka sudah termotivasi untuk melestarikan daerah-nya sendiri dengan budaya. Dan itu swadaya mereka sendiri,” jelasnya.

Rahmadsyah juga berharap, pada Hari Jadi ke-70 Kabupaten Bekasi, daerah yang dikenal mempunyai kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara ini, lebih memperdulikan lagi tradisi yang ada. Agar tradisi ini bisa dilestarikan oleh para generasi muda.

“Bekasi ini unik, setiap wilayah itu ada silat, punya ciri khas tersendiri. Pemerintah harus lebih peduli lagi dengan tradisi silat Bekasi, dan tradisi ini tidak boleh hilang,” tegasnya. (Sygy)

Leave A Reply

Your email address will not be published.