JAKARTA, Harnasnews – Pengamat komunikasi politik Universitas Pancasila Gede Moenanto Soekowati menilai kinerja Puan Maharani sejak menjadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan sampai dengan Ketua DPR sudah teruji sehingga dia layak menjadi pemimpin nasional.

“Secara pengalaman dan kinerja, Puan sudah teruji. Dia memenuhi kriteria seorang pemimpin,” kata Gede di Jakarta, Senin.
Namun, elektabilitas Puan saat ini masih relatif rendah karena tak genit melakukan pencitraan.
Gede mengatakan Puan sudah memiliki pengalaman politik sejak usia masih belia. Puan muda banyak mendampingi ibundanya, Megawati Soekarnoputri , dalam berbagai kegiatan politik di era Orde Baru.
Termasuk saat PDI terbelah dan Megawati dinobatkan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan.
“Bisa dibilang, Puan sudah ditempa sejarah. Dia dari muda sudah diajak oleh ibundanya, Megawati Soekarnoputri, dalam berbagai kegiatan politik,” kata Gede, dikutip dari antara.
Ditempa berbagai peristiwa politik sejak muda terbukti membuat karir Puan cemerlang (moncer). Saat mencalonkan diri sebagai anggota DPR untuk pertama kalinya pada 2009, Puan berhasil mendapatkan suara terbanyak di daerah pemilihannya.
Puan yang saat itu maju melalui daerah pemilihan Dapil Jawa Tengah 5 (meliputi Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali) meraih 242.504 suara, terbanyak kedua secara nasional.
“Itu tentunya hasil kerja keras beliau selama ini,” kata Gede.
Karir moncer Puan pun terus berlanjut di DPR. Baru 3 tahun berada di Senayan, ia pun terpilih sebagai Ketua Fraksi PDIP.
Di bawah kepemimpinan Puan, Gede pun menilai PDIP telah tumbuh sebagai oposisi yang mampu mengkritisi berbagai kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu.
Sikap PDIP sebagai oposisi itu pun membuahkan hasil karena pada Pemilu 2014, partai berlambang banteng itu keluar sebagai pemenang.
“Artinya di bawah kepemimpinan Puan, Fraksi PDIP memang sejalan dengan masyarakat dalam mengkritik berbagai kebijakan SBY yang saat itu dianggap tidak tepat,” kata Gede.
Pada Pemilu 2014 itu, Puan kembali maju dalam pemilu legislatif dan lagi-lagi meraih suara terbanyak kedua secara nasional. Namun Puan memilih melepas kursinya di DPR karena ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Direktur Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) ini pun menilai Puan dapat berkinerja baik selama menjabat sebagai menteri.
“Ini terbukti dengan dipertahankannya Puan sampai masa jabatan Jokowi-Jusuf Kalla berakhir pada 2019. Padahal waktu itu banyak sekali menteri-menteri hebat yang kena reshuffle, termasuk yang berasal dari parpol pendukung,” katanya.
Setelah masa jabatan Jokowi-JK berakhir, Puan pun kembali terpilih sebagai caleg dengan suara terbanyak pada Pemilu 2019. Cucu dari Proklamator Bung Karno itu kembali ke Senayan dan kali ini terpilih sebagai Ketua DPR.
Tak hanya memimpin satu fraksi, kini Puan menjadi pemimpin 575 anggota DPR.
“Memimpin DPR dengan 575 anggota itu tentu bukan lah hal yang mudah. Apalagi yang yang dipimpin itu elite-elite di republik ini dan berasal dari partai-partai yang berbeda. Akan tetapi Puan mampu melakukan itu, terbukti sejak kepemimpinan Puan relatif tidak pernah ada masalah atau konflik di internal DPR,” katanya.