Jelang Pilkada Sumbawa, Pengamat : Perdebatan Elit Politik Seharusnya Bahas Kepentingan Rakyat

“Begitu juga sebaliknya, jika ada anggota, kader atau politisi yang tidak mampu melaksanakan garis dan program organisasi ini juga akan memicu konflik dalam politik,” terangnya.

Masih menurut Lahmuddin,  dibutukan kejelihan dan ketangkasan dari tokoh/politisi untuk melihat dan memanfaatkan dinamika politik yang ada, dan dapat memadukan antarakepentingan pribadi, kepentikan organisasi dan kepantingan masyararakat. Intinya, kepentingan masyarakat yang utama.

“Semoga dinamika dan konflik politik yang ada adalah untuk kepentingan tau dan  tana samawa,” harapnya.

Sementara itu menurut Advokat dan konsultan hukum di Law Firm Telusula Indonesia Kusnaini, SH mengatakan jika pilkada adalah ajang adu ide dan gagasan dan memberi solusi.

Menurut Kus, sapaan akrabnya, sejak pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung  dinamika politik harus dimaknai dengan al yang positif, saling menjajaki dan menyatukan kepentingan.

“Dinamika tersebut jangan dimaknai sebagai ajang peperangan.  Apalagi sampai saling meniadakan dan merobek silaturrahmi kita,” ungkap Kus.

Lanjutnya,  konstestasi Pilkada ini adalah ajang urun rembuk dan mencari solusi atas masalah yang dihadapi oleh masyarakat di Sumbawa.

“Ayo,  momen Pilkada ini  jadikan sarana untuk memobilisasi spirit, ide gagasan dan menyatukan tindakan kita,”pinta Kus.

Dikatakan Kus bahwa Sumbawa saat ini masih banyak PR, masalah jalan Batu Lante, Orong Telu,  kerusakan hutan, masalah narkoba yang menjangkit kalangan pelajar, dan soal soal lainnya yang membutuhkan sinergitas semua. Untuk itu, dirinya mengajak para politisi meniptakan suasana plitik yang sejuk dan solutif.  (Herman)

Leave A Reply

Your email address will not be published.