JAKARTA, Harnasnews – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Tauhid mengatakan sagu dan singkong masih sulit untuk bisa menggantikan gandum karena perbedaan selera konsumsi masing-masing daerah di Indonesia dan olahannya terbatas.

“Agak sulit ya untuk mengganti dengan singkong dan sagu kita tidak bisa memaksakan orang untuk setiap hari makan singkong mungkin satu-dua hari masih oke, tapi karena olahan sagu atau singkong terbatas dan masing-masing daerah seleranya berbeda maka agak sulit,” kata Tauhid di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan masing-masing daerah di Indonesia mempunyai selera dan konsumsi pangan harian yang berbeda sehingga sulit untuk mengganti roti atau mie instan yang selama ini menjadi konsumsi masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, terdapat wacana singkong dan sagu diharapkan bisa menjadi alternatif pangan pengganti gandum. Saat ini, gandum yang merupakan bahan baku tepung terigu dan produk mie instan, terancam pasokannya karena dampak geopolitik di Eropa.

Singkong menjadi bahan makanan dan sumber karbohidrat hampir di seluruh daerah di Indonesia. Bahan pangan ini juga cocok dikonsumsi bagi penderita autis karena pati sarinya tidak mengandung gluten.