Pengamat: Siapa yang memegang kendali Golkar punya kesempatan menjadi Presiden

JAKARTA, Harnasnews.com – Hanya berselang beberapa waktu lalu serasa adem di tubuh Partai Golkar. Partai politik  pemenang kedua pemilu 2019 kini mulai memanas menjelang munas.

Pemicunya tidak lain Bambang Soesatyo (Bamsoet) lawan tangguh Airlangga Hartarto Ketua Umum Golkar saat ini. Para  pendukungnya mendesak supaya Bamsoet maju sebagai calon ketum Golkar yang akan datang. Padahal kesepakatan bagi bagi kue kekuasaan baru berlangsung beberapa pekan lalu.

Dimana, Airlangga dapat kue menteri dan Bamsoet panggilan akrabnya menduduki kursi Ketua MPR.

“Melihat konstelasi politik akan berubah menghadapi pilkada dan pemilu 2024 tentunya insting politik Bamsoet secara reflektif mencuat dalam munas nanti  maju menjadi penantang Airlangga merebut kekuasaan Golkar ditangannya,” ujar pengaturan kebijakan politik dari Center Publik Policy Studies (CPPS) Bambang Istianto kepada wartawan Jumat (9/11).

Dia berpendapat, dalam kalkulasi politik sebagai Ketua MPR tentunya memiliki energi baru untuk bekal jadi calon ketua umum Golkar.

Disamping peta dukungan dari DPD dan DPW semakin menguat maka kesempatan dalam munas nanti tidak disia-siakan.

“Dengan menguasai Golkar sebagai pemenang pemilu kedua, maka pada pemilu 2024 Golkar memiliki nilai  strategis dalam menentukan masa depan republik ini,” imbuh dia.

Meskipun pemilu 2024 masih cukup lama tetapi para analis politik sudah membaca peta kekuatan politik yang akan beralaga. Percaturan politik pada pemilu 2024 ada tiga partai politik yang akan mengendalikan arah koalisi yaitu PDIP, Golkar dan Gerindra yang mengusung Calon Presiden dan Wakil Presiden.

“Karena itu siapa yang memegang kendali Golkar punya kesempatan menjadi Presiden atau Wakil Presiden.  Atas dasar itu maka Bamsoet terdorong maju sebagai calon ketum Golkar meski harus ingkar dari kesepakatan. Toh politik itu dinamis dan kelihaian meraih momentum,” ucapnya.(Dra)

Leave A Reply

Your email address will not be published.