Penumpang KRL Yogyakarta-Solo Tunjukkan Tren Pertumbuhan Positif

Selain itu, penumpang bisa mengakses layanan KRL menggunakan kartu uang elektronik yang dikeluarkan oleh sejumlah bank, serta alat pembayaran lain seperti aplikasi uang elektronik.

Berdasarkan data, 60 persen pengguna KRL memanfaatkan kartu multi trip, 21 persen menggunakan uang elektronik dan 19 persen menggunakan QR Code dari aplikasi pembayaran.

Pertumbuhan penumpang di sejumlah stasiun di sepanjang jalur yang dilintasi KRL pun mengalami kenaikan yang cukup signifikan, salah satunya di Delanggu dan Gawok juga meningkat. Pihak stasiun pun meminta tambahan kuota penumpang yang bisa naik KRL.

“Selama masa pandemi, kami memberlakukan kuota jumlah penumpang yang bisa diberangkatkan di tiap stasiun. Hal ini dilakukan untuk memastikan kapasitas maksimal di tiap gerbong bisa terjaga yaitu 74 penumpang,” katanya, dilansir dari antara.

Guna mengantisipasi agar pelayanan penumpang tetap bisa dilakukan dengan baik termasuk untuk meningkatkan jumlah pengguna, KAI Commuter berencana menambah jumlah rangkaian kereta.

Saat ini, layanan KRL Yogyakarta dilayani menggunakan empat rangkaian KRL. Sebanyak tiga rangkaian menggunakan stamformasi delapan gerbong sehingga kapasitas angkut bertambah. “Pada awal operasional, kami menjalankan kereta dengan stamformasi empat gerbong,” katanya.

Anne menyebutkan jika dibanding dengan jumlah pengguna Kereta Prameks, maka jumlah pengguna KRL Yogyakarta-Solo sudah mengalami kenaikan yang cukup signifikan terlebih KRL dioperasionalkan saat terjadi pandemi COVID-19.(qq)

Leave A Reply

Your email address will not be published.