Peringati Harkitnas, Lapas Kelas I Surabaya Kukuhkan 12 WBP Sebagai Pasukan Merah Putih

Uniknya, 12 WBP tersebut berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari kasus teroris, pembunuhan, hingga pencurian. Paling menonjol, ada empat WBP eks teroris yang masuk dalam pasukan merah putih. Padahal, tidak ada penunjukan atau paksaan kepada mereka untuk terlibat. “Ini atas inisiatif mereka sendiri, kami hanya memfasilitasi,” ujar Pargiyono.

Menurut Pargiyono, hal ini menjadi bukti bahwa pembinaan dan upaya deradikalisasi yang dilakukan pihaknya berjalan baik. Apalagi, pembentukan pasukan merah putih ini cukup mendadak. Petunjuk teknis dari Direktur Jenderal Pemasyarakatan baru diterima pada Sabtu sore (19/5).

Namun meski mepet, para WBP sangat aktif dan dengan senang hati terlibat. Latihan upacara pun hanya berlangsung selama sehari. “Beruntung, mereka sudah sering terlibat kegiatan yang tujuannya membangkitkan rasa nasionalisme,” lanjutnya.

Menurut Pargiyono, pasukan merah putih ini memang bukan regu sembarangan. Mereka diharapkan bisa memaksimalkan kebinekaan menjadi sebuah kekuatan. Meski berada di area terbatas seperti Lapas, mereka diharapkan mampu memberikan hal yang positif. Seperti kegiatan-kegiatan yang tujuannya memperkuat rasa nasionalisme.

“Mereka ini adalah kader kami, menjadi agen untuk menanamkan semangat ke-Indonesiaan kepada WBP lainnya. Selain itu, mereka juga bisa jadi pioneer untuk membangun negeri ini, dalam hal membantu terciptanya situasi yang kondusif di lembaga pemasyarakatan,” tandasnya. (Phank).

Leave A Reply

Your email address will not be published.