Teater Boneka Nalida,Mampu Menarik Minat Anak-Anak Jadi Edukasi Seksual Sejak Dini
“Kami selipkan cerita tentang bagian tubuh yang boleh disentuh dan tidak boleh agar mereka terhindar dari pelecehan seksual,”urainya. Guru-guru, lanjut dia, juga dikenalkan pada modul pembelajaran yang disusun untuk menjalankan program Nelida ini.
Ditempat terpisah Juditfa Fauziah juga menambahkan sebelum mengedukasi anak SD lewat pertunjukan teater boneka tersebut, pihaknya melakukan tes kepada mereka.
“Awalnya kita melakukan tes, tapi mereka kurang memahami. Akhirnya kami buat teater boneka yang membuat pengetahuan mereka bertambah. Ternyata sangat efektif. Mereka akhirnya bilang bahwa kamu tidak boleh memegang salah satu bagian tubuh, bukan muhrim,” tuturnya.
Dia berharap, dengan PKM yang mereka buat, masyarakat di Surabaya lebih peduli terhadap kekerasan yang dialami anak-anak. Selain itu, anak-anak bisa mencegah kekerasan seksual yang akan mereka alami.
Di sisi lain, program Nelida ini juga telah dilakukan telaah dengan berbagai pihak yang kompeten di bidangnya. Mulai telaah dari ikatan perawat anak, perawat jiwa, dan pendongeng muslim. Hasilnya, memodifikasi cerita dengan berisi pesan-pesan edukasi cukup efektif untuk pembelajaran pada anak.
“Selanjutnya kita juga bekerjasama dengan puskesmas, usaha kesehatan sekolah, serta guru untuk melakukan edukasi ini kepada anak-anak. Di samping itu, ada juga siswa yang ditunjuk sebagai volunteer untuk menyajikan cerita dongeng kepada teman-temannya,” tandas Gita Marini.
Sementara itu Rektor UMS Dr Sukadiono bersyukur karena banyak PKM UMS yang lolos dan terdanai Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
“Mahasiswa semakin memiliki kemampuan untuk berkarya dan berinovasi. Ini merupakan komitmen kami kepada masyarakat melalui inovasi yang bisa dirasakan masyarakat secara langsung,” pungkas dia.[PUL]