
Terakhir, Wapres menegaskan perlunya promosi pariwisata yang lebih agresif melalui kerja sama biro perjalanan negara sahabat. “Saya rasa kita siap untuk menyelesaikan semua ini, agar empat ini menjadi contoh pengembangan destinasi lainnya,” ucapnya.
Pemerintah menetapkan pariwisata sebagai leading sector perekonomian nasional, dengan menyiapkan 10 Destinasi Prioritas ‘Bali Baru’, dan empat di antaranya menjadi Super Prioritas untuk dikembangkan. Wapres JK mengharapkan kerja sama antar sektor demi tercapainya target USD 20 milyar dengan jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang pada tahun 2019.
“Pariwisata merupakan industri yang paling mudah dan cepat menghasilkan devisa, negara kita sudah indah, tinggal kelolanya bagaimana,” ujar JK.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan sektor pariwisata masuk tiga besar penyumbang devisa terbesar yaitu USD 15-20 milyar pada tahun 2017. Untuk itu, Arief optimis target pariwisata tahun 2019 akan tercapai.
Hadir pula dalam rapat tersebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur Jenderal Anggaran Askolani, dan Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Arie Yuriwin.
Sementara Wapres didampingi Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin, serta Tim Ahli Wapres Sofyan Wanandi. (Rep/Red)