Warganya Dimarahi Mensos, Tokoh Pemuda dan Gubernur Gorontalo Geram

Sebagai bawahan Presiden, gaya Risma bertolak belakang dengan pola kepemimpinan Joko Widodo yang santun dan humanis. Sikap dari Mensos yang terjadi di Gorontalo, seolah meninggalkan kesan “Menyelesaikan masalah dengan meninggalkan masalah baru”.

“Mungkin niat Mensos sangat mulia karena tidak tega mendengar ada rakyat yang seharusnya penerima bansos PKH namun eror dalam sistem. Akan tetapi dengan menyerang seorang rakyat kecil yang telah ikut mendedikasikan bhaktinya untuk membantu Mensos dengan menjadi pendamping PKH harusnya dihargai dengan cara yang lebih manusiawi,” tegas dia.

Lebih lanjut kata Fanly, jikapun terjadi kesalahan karena kelalaiannya dalam bertugas, harusnya ditegur dengan cara yang lebih bijak, bukan justru menyerang secara pribadi hingga terlihat seperti terjadi kontak fisik kecil.

“Ketegasan tidak selalu harus dibarengi dengan sikap yang menjatuhkan martabat orang lain. Untuk membuat efek jera harusnya tidak dengan memunculkan sikap yang terkesan kasar apalagi di depan umum.  Mungkin secara pribadi pendamping PKH tersebut bisa menerima dan memaklumi karakteristik Risma, tapi yang bersangkutan juga punya keluarga yang ikut merasakan secara psikologi atas tindakan yang dilakukan oleh Risma,” tandas Fanly.

Menurut Fanly, lain halnya jika tindakan Mensos tersebut dilakukan di ruang tertutup yang lebih privasi, jika hal itu terjadi bukan di tempat umum mungkin akan meninggalkan kesan edukasi dan terlihat lebih elegan.

Namun yang sangat disesalkan sikap Risma tersebut dilakukan di tempat umum dengan agenda yang resmi dan ditonton khalayak banyak, sehingga kesan yang ditinggalkan adalah seolah olah ingin mempermalukan pribadi petugas PKH tersebut karena kelalaiannya.

Lanjut Fanly, seharusnya informasi yang diterima oleh Mensos di Gorontalo, menjadi daftar referensi untuk melahirkan ide dan inovasi baru dalam perbaikan sistem baik yang ada di daerah maupun di kementrian yng ia pimpin.

“Oleh karena itu, kami menyarankan agar Mensos Risma ke depannya lebih bijak dan humanis dalam menyikapi persoalan-persoalan di lapangan. Tinggalkan cara cara yang tidak sepatutnya dilakoni oleh seorang ibu, termasuk menyikapi keterbatasan kemampuan para petugas pendamping PKH dalam menjalankan tugas di lapangan,” tegas Fanly.

Selain itu, pihaknya juga berharap agar kualitas SDM para pendamping PKH ke depan jauh lebih baik dan profesional dalam menjalankan tugasnya sesuai harapan Mensos dan para penerima manfaat.

“Kami meminta dengan hormat agar kiranya ibu Mensos  bersikap negarawan dengan meminta maaf kepada oknum petugas PKH dan keluarganya. Toh dengan menyadari kehilafan sikap yang dilakukan oleh Mensos saya kira tidak sedikitpun mengurangi kebesaran dan martabat beliau (Risma) baik secara pribadi maupun sebagai pejabat negara. Dan kami berharap semoga ibu Risma mau merubah sikapnya agar lebih humanis dan mengedukasi masyarakat dengan baik,” ucapnya.  (red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.