Anggota DPR Pertanyakan Rencana Indonesia Ekspor Beras ke CIna

“Kita boleh merasa yakin, tapi yakin itu harus diikuti dengan kenyataan. Kalau hanya teori, bisa saja orang berteori produksi pangan padi 54 juta ton, 100 juta ton juga bisa. Tapi diliat dari kesiapan kita dilapangan dan kelengkapan alat-alat pertanian, pupuk, dan lain-lain sebagainya faktor-faktor yang turut mempengaruhi produksi pangan,” ucap Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Edward pun meminta Mentan Syahrul untuk melakukan koordinasi dengan bulog terkait stabilisasi pangan. “Jadi, tolonglah Pak Menteri koordinasi dengan bulog, yang stabilisasi pangan ini. Tolonglah dikoordinasi baik-baik, sehingga kita tidak menciptakan permasalahan baru yang timbul di dalam masyarakat,” tegasnya.

Di sisi lain, lanjutnya, terkait stabilisasi harga pasca panen saat ini harga beras masih di atas Rp10 ribu sementara harga gabahnya di bawah Rp4 ribu. Hal ini dinilai perlu ditindak lanjuti dan antisipasi.

“Karena tujuan semua mau jual beras, mau ekspor beras, tujuannya untuk kesejahteraan rakyat. Kalau rakyat tidak sejahtera, untuk apa kita jual-jual keluar? Hanya masalah gengsi saja kan percuma. Tujuan kita bernegara itu mensejahterakan rakyat dan seluruh tumpah darh Indonesia ini. Jadi kebijakan itu jangan bersifat insidentil, harus bersifat menyeluruh dan berkesinambungan,” tutup legislator dapil Nusa Tenggara Timur II itu. (*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.