Diundang Istighosah di GBK Nyatanya Bahas Kriteria Capres, Ribuan Emak-Emak Kena Prank Relawan Jokowi

JAKARTA, Harnasnews – Sejumlah pihak menilai aksi berkumpulnya ribuan relawan Joko Widodo di Stadion Gelora Bung Karno pada pekan lalu bertajuk Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. mengindikasikan bahwa posisi politik orang nomor satu di republik ini tengah melemah.

Bahkan ribuan ibu-ibu nahdliyin (NU- Nahdlatul Ulama) yang menghadiri acara yang dihadiri Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo alias Jokowi itu merasa ditipu penyelenggara.

Sebelumnya, mereka diundang ke Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan dalih kegiatan istighosah. Kenyataannya acara berbau politik, yang dimeriahkan hiburan musik dangdut dengan penyanyi kondang Idul Darasista.

Mengetahui telah ditipu, istilah populernya di-prank, sebagian besar ibu-ibu tersebut meninggalkan acara.

Namun, mereka tetap tertahan di dalam stadion karena semua gerbang Stadion Utama Gelora Bung Karno ditutup.

Menanggapi persoalan tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengkritik acara yang digagas relawan Jokowi tersebut.

Menurut dia, ada yang tidak sehat dalam acara deklarasi para relawan Jokowi tersebut.

“Apa yang terjadi dengan acara Nusantara Bersatu, menjadi pelajaran politik yang sangat penting. Terlebih di dalam cara mobilisasi tersebut sampai dilakukan cara-cara menjanjikan sesuatu yang tidak sehat,” kata Hasto lewat siaran pers, Minggu (27/11).

Melansir, CNN, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengaku bahwa pihaknya tidak sepakat dengan anggapan Presiden Joko Widodo soal pemimpin yang merakyat berambut putih. Menurut Hasto, pemimpin tak ditentukan oleh warna rambut.

“Pemimpin itu tidak ditentukan oleh warna rambut, sebab warna rambut sama belum tentu hati dan pikiran sama. Apa yg disampaikan Pak Jokowi hanya gimik politik,” kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (27/11).

Menurut Hasto, pemimpin yang baik lahir dari didikan partai, memahami persoalan rakyat dan memperjuangkannya lewat kebijakan.

Hasto mengatakan pemimpin yang besar lewat kaderisasi partai akan memiliki kepekaan untuk menjawab panggilan sejarah, serta membuat sejarah bagi masa depan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.