Kemenkop dan UKM Ajak KSPPS BTM Berdayakan Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan data BPS yang diolah, tercatat ada 3,79 juta pelaku koperasi dan UMKM telah memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk layanan keuangan digital melalui fintech (financial technology) dan bisnis e-commerce.
“Sehubungan dengan itu KSPPS/LKM perlu mengembangkan layanan pembiayaan syariah yang berbasis teknologi informasi,” kata Puspayoga mengingatkan.
Pasalnya, jika koperasi baik konvensional maupun syariah, tak mengikuti perkembangan teknologi informasi, maka koperasi tersebut akan tertinggal bahkan tertelan dalam dinamika perekonomian.
Kembangkan Kewirausahaan
Ketua Induk BTM Achmad Suud mengatakan, konsolidasi nasional yang diselenggarakan BTM ini tidak lepas dari dicetuskannya pilar ketiga Muhammadiyah dalam Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, dimana semua Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) memiliki kontribusi yang sama untuk terlibat dalam mengembangkan kewirausahaan tanpa kecuali BTM yang merupakan gerakan keuangan mikro Muhammadiyah.
“Untuk itu, BTM yang berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan baik warga Muhammadiyah serta AUM berupaya keras untuk mengintegrasikan pilar ketiga Muhammadiyah tersebut,” ujar Suud.
Dalam rangka mengintegrasikan hal tersebut, lanjut Suud, BTM perlu melakukan konsolidasi nasional keuangan mikro Muhammadiyah dari berbagai aspek, baik dengan para akademik di perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM). “Sehingga ke depan akan muncul konklusi dan persepsi yang sama dalam membangun lembaga keuangan mikro di Muhammadiyah,” katanya.
Direktur Eksekutif Induk BTM Agus Yuliawan menambahkan, konsolidasi nasional LKM Muhammadiyah dirasakan sangat perlu. Hal ini untuk menjawab persoalan kesenjangan dan ketidakadilan yang terjadi di tanah air. Apalagi dalam tanwir Muhammadiyah di Ambon Maluku pada 24-26 Februari 2017 lalu yang mencetuskan resolusi Ambon tentang penguatan kedaulatan dan keadilan sosial. Saat ini sudah berdiri 107 BTM sekunder dan empat BTM primer.(Red/Dar)