Kemenperin Dorong Sektor Industri Kembangkan Utilitas Guna Tingkatkan Ekonomi Nasional

“Kita lihat tadi aplikator-aplikator dari Tata Metal juga bekerja. Apalagi di dalam aplikasi protokol kesehatan di indutri Tata Metal ini zero yang terkena covid. Artinya contoh yang bisa dilakukan oleh semua sektor industri, sehingga kita mampu bekerja walaupun dalam tekanan covid. Kita berharap covid bisa cepat selesai, paling tidak di sektor industri tetap semangat untuk bisa menumbuhkan utilitas dan tetap memenuhi kebutuhan-kebutuhan produk-produk baja sektor hilir,” ujarnya lagi.

Sementara itu, terkait upaya menjaga stabilitas demand, salah satu yang harus jadi perhatian menurutnya adalah upaya menjaga konsumsi masyarakat.

“Jadi purchasing power masyarakat juga harus dijaga, salah satunya pemerintah juga memberikan banyak stimulus fiscal, pemotongan pajak, dan memberikan diskon untuk industri. Untuk industrinya agar tetap bekerja diberikan diskon harga gas. Terus kemudian diberikan fasilitas lain termasuk di dalamnya fiscal yang ada. Sekarang ini Pemerintahan Presiden Jokowi juga memberikan insentif modal kerja. Jadi artinya semua upaya dilakukan agar sector industri terus tumbuh dan utilitasnya meningkat. Ujungnya adalah masyarakat mempunyai daya beli. Karena masyarakat bekerja. Jadi kalau dalam pandangan sector industry adalah begitu utilitas naik, maka masyakat bekerja. Kalau masyarakat bekerja, itu mendapatkan penghasilan. Disitulah purchasing power bekerja,” tuturnya lagi.

Tentunya dalam situasi seperti ini, pemerintah punya andil yang cukup kuat terutama untuk government expenditure. Jadi belanja-belanja pemerintah di BUMN, ini sangat menentukan untuk tumbuh demandnya, khususnya di sector-sektor industri logam dan baja. Dan sektor konstruksi ini menyerap 51 persen dari semua produk-produk baja.

“Oleh karena itu kita jaga. Pemerintah bisa mengaktifkan lagi proyek-proyek infrastruktur, proyek-proyek pembangunan rumah. Dan semua BUMN bisa menggunakan produk-produk baja dalam negeri. Itu akan membantu dari pada pertumbuhan daya beli masyarakat juga. Dan kemudian menumbuhkan sektor industri yang pada ujungnya pajak akan meningkat. Jadi semua siklus ekosistem dari perekonomian itu juga bekerja. Kemudian ditambah lagi ekspor. Ekspor juga sangat membantu untuk mengupayakan utilitas meningkat dan menyerap devisa,” tambahnya lagi.

Di kesempatan yang sama, CEO PT Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi menjelaskan, PT. Tata Metal Lestari dan PT. Tatalogam Lestari merupakan perusahaan penyedia Baja Lapis Zinc Aluminium dengan merek Nexalume dan Baja Ringan TASO. Guna mendukung pemerintah dalam menekan penyebaran virus covid-19, perusahannya juga terus memonitoring kesehatan dan keamanan pekerja-pekerja di pabrik dan proyek selama masa pandemi ini. Protokol-protokol Covid-19 dijalankan secara ketat untuk mencegah penularan di area pabrik. Dan saat ini sesuai anjuran pemerintah, perusahaan juga melakukan monitoring keseluruh karyawan untuk mencegah penularan di luar area pabrik.

“Protocol covid yang cukup ketat ini lah yang membuat kami masih tetap bisa bekerja. Dan kebetulan bulan ini utilisasinya juga sangat tinggi. Sudah hampir 100 persen. Maka di hari ini kita bisa ekspor. Di bulan ini kita melepas ekspor ke Pakistan dan Thailand. Memang secara volume lebih rendah dari bulan Agustus lalu. Bulan lalu kita ekspor 3.000 ton. Tapi bulan ini hanya 1.200 ton. Kami memang mengurangi sedikit karena untuk pemenuhan di industry di dalam negeri dulu karena secara demand meningkat,” ujar Stephanus.

Untuk itu Stephanus mengapresisi kepada Kementerian Perindustrian yang memberikan izin mobilisasi IOMKI sehingga masih tetap bisa berproduksi. Ia juga menyampaikan terima kasihnya kepada pihak kepolisian, khususnya dari Polres Metro Bekasi yang bisa memberikan keamanan dalam produksi mereka. Ia juga mengapresiasi dukungan semua pihak termasuk dari Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). (***)

Leave A Reply

Your email address will not be published.