Kementan Gelontorkan Rp3,7 Triliun Untuk Pengembangan Tani Lahan Rawa

Sementara itu Ditjen Tanaman Pangan juga menyediakan Rp1,2 triliun untuk kebutuhan sarana produksi pertanian dan pembinaan. Dana ini akan dipakai dalam rangka penyediaan benih, dolomit, dan pupuk hayati. Estimasi biaya untuk saprodi rata-rata Rp2,01 juta per hektare.

Sesditjen Tanaman Pangan Bambang Pamuji menjelaskan pihaknya menyediakan bantuan saprodi bagi petani peserta Program Serasi berupa benih, herbisida, pupuk hayati, dan dolomit.

Perhitungannya adalah bantuan benih dialokasikan 80 kilogram per hektare, dolomit 1.000 kilogram per hektare, herbisida 3 liter per hektare, dan pupuk hayati 25 kilogram per hektare.

Saat ini PT Polowijo Gosari paling siap untukmemenuhi kebutuhan dolomit di Indonesia serta mendukung kebutuhan dolomit bagi Program Serasi. Potensi tambang dolomit yang dimiliki Polowijo sebesar 300 juta ton dengan produksi dolomit 1 juta ton setahun. Produk andalan perusahaan untuk perkebunan sawit adalah Dolomit Premium 100.

Sementara itu Staf Ahli Menteri Pertanian Prof Dedi Nursyamsi menyatakan optimistis bahwa Program Serasi dapat berjalan baik dibandingkan Program Gambut Sejuta Hektare pada masa Orde Baru, karena lahan rawa aman dari aspek lingkungan dan bahaya kebakaran.

“Program Serasi ini beda dengan Program Gambut Sejuta Hektare, karena program ini memanfaatkan tanah mineral bukan lahan gambut. Selain itu juga hasilnya sudah terbukti di lapangan,” katanya. (Ant/Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.