Menatap Prospek Golkar Kota Bekasi Jelang Musda

Pemalsuan dokumen dalam analisis hukum bukan hanya terdapat pasal pidananya, tapi lebih dari itu dampak moralistiknya.

Dan hal ini, pada akhirnya, akan berpengaruh destruktif pada gaya kememimpinan yang eksploitatif terhadap kecdenderungan penyalahgunaan kewenangan.

Membaca sejumlah informasi yang beredar di beberapa media massa, Musda Golkar Kota Bekasi akan diikuti kandidat yang diduga melakukan tindakan pemalsuan dokumen ijazah dan data lainnya, seperti Dewan Pengurus Daerah Pengajian al-Hidayah.

Sekali lagi, pemalsuan tersebut secara hukum dan moral cukuplah berbahaya bagi kepentingan pengembangan Golkar ke depan di tengah Kota Bekasi.

Jika kandidat seperti ini dipaksakan harus menang, maka secara konsepsional Golkar di wilayah paling timur Jakarta ini tak bisa diharap lebih jauh. Jangankan untuk sumbangsih nasional, untuk mempertahankan reputasi di wilayah internal (Kota Bekasi) saja pun sangat diragukan.

Hal ini sejalan dengan tekad meraih kekuasaannya memang hanya mau “dagang”, bukan cita-cita politik idealistiknya.

Kini, para elitis Golkar di seluruh level DPD, DPW Jabar, dan DPD Kota Bekasi perlu berfikir jernih untuk menghadirkan kandidat yang tentu harus tetap menjaga marwah Partai Beringin itu.

Kepentingan seperti ini haruslah dikedepankan, bukan permainan sempit, termasuk manuver politik yang “saling sandera”.

Sungguh ideal, semua pihak dari anasir Golkar itu cukup bijak mengambil tindakan politik yang cerdas. Tataplah prospektus Golkar ke depan. Jangan keliru menggiring dan memilih kandidat pemimpin yang bermasalah.

Dan Musda DPD Golkar Kota Bekasi ini harus disadari sebagai penentuan nasib ke depannya. Salah pilih, akan reduplah Partai Beringin di tengah kota Bekasi ini.

Para elitis Golkar, harus mampu mencegah kandidat yang bermasalah itu, sekaligus mengendorce kandidat yang memang sudah teruji secara politik. Setidaknya, posisi politik sang kandidat seperti menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat bisa dilihat sebagai catatan faktual reputasi, meski masih belia usianya. Tentang kedewasaannya, tidak sulit memolesnya. Perjalanan ke depan akan membuktikannya.

Penulis: Direktur Analisis Institut Kebijakan Publik Katulistiwa (IKPK)

Leave A Reply

Your email address will not be published.