
JAKARTA, Harnasnews – Pemerintah saat ini terus menggenjot proyek pembangunan infrastruktur. Namun di sisi lain dalam prosesnya ditemukan sejumlah kebocoran anggaran. Di antaranya mark up dan desain.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengungkapkan, kebocoran pertama adanya mark up yang terjadi pada proses pembangunan proyek infrastruktur yang cukup besar, terutama pada proyek-proyek pengadaan pemerintah pusat.
“Pertama tentu dengan niat yang tidak baik, memang dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu dari project yang seharusnya dikerjakan secara transparan, mark up berlebihan, itu harus kita cegah dan harus ada sanksi yang tegas,” kata AHY dalam acara ‘3 Bulan Pertama Prabowo – Gibran Memimpin Indonesia’ di Universitas Pertahanan, baru-baru ini.
Selanjutnya, potensi kebocoran anggaran pada bidang infrastruktur juga bisa terjadi ketika desain perencanaan sejak awal kurang lengkap.
Hal ini membuat ongkos atau biaya konstruksi menjadi lebih mahal. AHY mencontohkan misal pada pembangunan pelabuhan, bandara, atau infrastruktur lain yang membutuhkan akses jalan tambahan.
“Potensi kedua, inefisiensi dan kebocoran juga bisa terjadi karena planing tidak baik, padahal berbicara fasilitas atau sarana dan prasarana transportasi, misal bandara, stasiun, terminal, itu kan tidak berdiri sendiri,” lanjutnya.
Lebih lanjut, kebocoran anggaran juga terjadi ketika cakupan lelang. Di mana proyek hanya untuk satu bangunan saja. Misalnya, bandara atau pelabuhan saja tanpa disertai pembangunan jalan akses.
Sehingga ketika pembangunan pelabuhan atau bandara rampung dikerjakan, maka tidak termanfaatkan optimal akibat belum tersambungnya jalan ke tempat tersebut.
“Kita mendesain akan ada dermaga di lokasi, bandara, maka harus direncanakan sejak awal, jalan yang menuju ke sana seperti apa, bisa menggunakan kendaraan, public transport, atau feeder, ini harus diintegrasikan sejak awal,” kata AHY dikutip dari Okezone.
“Jangan nanti sudah jadi barangnya, baru dipikirkan (bangun jalan akses), padahal tidak mudah, setelah itu, harga sudah keburu tinggi, kita bicara lahan misalnya, ini kan harus dipersiapkan juga sejak awal,” imbuh AHY.**