266 Ha tanaman padi Petani Wilayah Irigasi Karisa Dua diserang Hama

Jeneponto,Harnasnews.com – Hari ini Tim Peneliti Hama Dari Balai Pertanian Maros Abdul Rizal bersama Tim Dari Pertanian Kabupaten Jeneponto Dipimpin langsung Ibrahim,Kabid.

Penyuluh Dinas Pertanian telah melakukan kunjungan kerjanya di Lahan Pertanian irigasi karisa dua Bontoa Desa Kampala pagi ini ,5/3/2019.

Dalam Keterangan Ketua Gapoktan Kamoala Syamsuddin mengatakan luas areal persawahan Desa Kampala 266 Ha tanaman Padi milik petani Desa Kampala diserang Hama Penggerek Batang.

Lanjut dia katakan bahwa Salah satu penyebabnya adalah akibat kekeringan air,ungkapnya

Sementara Abdul Rizak mengatakan bahwa jika Lewat dari bulan januari-Februari 2019 curah hujan mulai kurang ,lalu iklim panas. Beginilah jadinya baru air tidak ada.

Solusinya harus ada air baru di berikan pupuk secara berimbang dan biasanya kalau begini Ulat menyerang di bawah bagian batang.

Kalau di atas,tidak mempan nanti kalau penyemprotan di lakukan di pagi atau kalau sudah naik matahari begini Jam 10.00 ulatnya sudah masuk lagi ke batang malam kembali.

Maka harus di lakukan Pompa terus dipupuk kembali ini masih bisa ini karena umur 60 hari ini kecuali kalau mamanya sudah tua tidak bisa menunggu.

hari ini kan sudah mati tapi kalau terkena air pasti mati juga yang di bawah ini.Tapi tidak mempengaruhi karena sementara mau berbuah kalau yang begini. Ada juga bilang kalau pagi-pagi Penggerek batang

Nah kita harus lakukan kalau wereng jangan dikasih air Pak dikeringkan karena wereng itu suka kelembaban dan terjadi di daerah rawa-rawa seperti daerah di bawah kalau di Jeneponto itu,kan sering kekurangan air.

sama dengan manusia yang banyak kayak kita makan saja terus tidak ada ikan seharusnya.

Maksudnya begitu pak masuknya Kayak makan biar sedikit nasinya tapi harus ada dagingnya.

Litbang pertanian, Coba kamu lihat kondisi petani di Jeneponto di wilayah kondisi seperti ini Apa yang di ambil air dulu baru kembali Kalau dibilang sana tidak menghargai hasil karya orang lain.

sebagai bahan pemikiran masyarakat menanggapi bahwa kita itu beda-beda.(Rahman/Saparudddin)

Leave A Reply

Your email address will not be published.