Bulog Diminta Berikan Kuota Impor pada Koperasi

“Harga sembako di Batam sat ini tergolong sangat mahal. Padahal, sepuluh tahun yang lalu harga sembako murah. Baik itu beras, gula, bawang, itu masih terjangkau. Makan pun enak karena kualitas berasnya bagus. Sebab saat itu kami dari pihak koperasi diberikan kuota impor beras dari Vietnam,” kata Yusuf.

Akan tetapi, semenjak prosedur impor hanya melalui Bulog, harga beras di Kota Batam terjadi disparitas yang cukup jauh. Pihaknya pun tidak memungkiri bahwa Bulog merupakan perusahaan yang memang harus memiliki profit. Selain itu, alasan distribusi menjadi persoalan yang klasik sehingga terjadinya high cost.

Dia pun berharap agar pemerintah mengkaji ulang terkait prosedur impor barang kebutuhan pokok. Untuk itu, pihaknya meminta agar koperasi yang di pimpinnya diberikan kemudahan untuk mendapatkan kuota impor kebutuhan bahan pokok.

“Kalau harga kebutuhan pokok melambung, sudah barang tentu penghasilan kami juga akan berkurang, karena harga pokok tinggi. Sementara konsumen tidak mau tahu,” ungkap Yusuf.

Yusuf menambahkan, perlunya dibuat peraturan yang lebih komperhensif, sehingga pelaku usaha kecil maupun koperasi tidak terbebani dengan tingginya harga sembako. Diantaranya melibatkan koperasi ataupun perusahaan di daerah agar diberikan kuota impor.

“Jangan lagi Bulog memonopoli penyalurkan ke koperasi. Sementara harga di Bulog sendiri sudah tinggi, kalau hal ini terus dipertahankan, perkoperasian di Indonesia akan sulit berkembang,” tuturnya. (Daeng)

Leave A Reply

Your email address will not be published.