Duka Petugas Pemilu yang tak Kunjung Reda

JAKARTA, Harnasnews.com – Laporan soal ke matian petugas, pengawas, maupun aparat keamanan terkait pemilu serentak 2019 masih terus bermunculan. Berbagai pihak menyatakan simpati dan seruan evaluasi jam kerja petugas.

Di Kabupaten Bandung, Jawa barat, Tati Nurhayati (60 tahun), seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta, meninggal dunia pada Sabtu (27/4) setelah tiga hari dirawat. “Sabtu (27/4) korban meninggal pukul 05.20 WIB. Diduga salah satu faktor akibat kelelahan sebagai anggota KPPS,” ujar Kapolsek Sindangkerta AKP Surahmat saat dihubungi, Minggu (28/4).

Sebelum itu, satu anggota KPPS di Kabupaten Bandung, dua anggota panwas TPS, dan satu anggota Polsek Cileunyi juga meninggal dunia akibat kelelahan. Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sumedang, Ansor Umar (35), juga meninggal dunia pada Minggu (28/4) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

“Kemungkinan besar faktor kelelahan. Riwayat kesehatan mah tidak ada penyakit parah. Kemungkinan karena kegiatan seminggu kemarin yang padat dan bahkan begadang dan tidak pulang, nginepdi kantor,” ujar Koordinator Sekretariat Bawaslu Sumedang Nurhayat, Minggu (28/4).

Jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal di Kabupaten Banyumas juga terus bertambah. Ketua KPU Banyumas Imam Arif Setiadi menyebutkan, jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal sudah mencapai enam orang. Dari jumlah itu, setidaknya dua meninggal akibat sakit dan kelelahan. Sementara itu satu anggota KPPS meninggal akibat kecelakaan sepulang bertugas di TPS.

Secara nasional, KPU merilis pada Minggu (28/4) sedikitnya 287 petugas pemilu wafat selama bertugas. Jumlah tersebut bertambah dari catat an meninggal dunia, pada akhir pe kan sebanyak 272 orang. Komisioner KPU Evi Novida Ginting mengungkapkan, jumlah petugas KPPS yang sakit pun melonjak menjadi 2.095 orang dari sebanyak 1.878 akhir pekan lalu.

Mabes Polri juga mencatat, terjadi penambahan personel gugur. Juru Bicara Mabes Polri Dedi Prasetyo dalam rilis resmi kepada Republika, Minggu (28/4), menyampaikan, ada dua personel lagi yang meninggal dunia.

“Jadi, sekarang jumlah anggota yang gugur sebanyak 18 personel,” ujar dia. Sementara data terakhir Bawaslu mencatat sedikitnya 55 pengawas pemilu meninggal di berbagai daerah.

Proses penghitungan atau rekapitulasi suara nasional masih akan terus berjalan sampai 22 Mei mendatang. Saat ini, proses hitung manual perolehan suara masih berada di tingkat kabupaten sampai 7 Mei mendatang dan akan dilanjutkan ke tingkat provinsi sebelum menuju ke penghitungan nasional yang tenggatnya 22 Mei nanti.

Terkait tenggat itu, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno meminta KPU tak tergesa-gesa menuntaskan penghitungan dan sebaiknya mengutamakan keselamatan petugas. Ia menilai, jam kerja petugas harus dibatasi agar tak ada lagi yang harus meregang nyawa.

“Kalau orang disuruh kerja dari jam 8 sampai jam 12 malam, jam 9 sampai jam 12 malam, kelelahankan hanya untuk mementingkan tenggat waktu atau deadline ini sangat tidak manusiawi menurut saya,” tuturnya di Masjid at-Taqwa, Jakarta Selatan, kemarin. Menurut dia, harus ada penelahaan medis secara serius terkait kematian petugas pemilu tersebut.

Relawan Milenial Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin juga menggelar aksi keprihatinan menyangkut meninggalnya petugas, pengawas, dan aparat keamanan pemilu. Kita menilai pelaksanaan pemilu serentak 2019 perlu mendapat evaluasi. “Sebab, pemilu serentak yang pertama kali menyatukan pileg hingga tingkat kabupaten/kota dan pilpres itu malah memakan ratusan korban penyelenggara pemilu,” kata Jubir Milenial TKN, Deny Giovanno, kemarin.

Seperti Sandiaga, mereka juga menilai perlu ada perhatian terhadap jam kerja petugas KPPS. “Jam kerja enggak tentu, ada yang sampai 24 jam. Mereka diintai takut merasa hasil penghitungannya tidak sesuai jadi ada tekanan dari mana-mana. Mereka jatuh sakit karena tekanan mental,” ujarnya. (muhammad fauzi ridwan/eko widiyatno/bambang noroyono/rizky suryarandika/antara ed:fitriyan zamzami)

photo

Anggota keluarga memperbaiki posisi foto Sudirdjo, seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu serentak 2019 yang meninggal dunia usai mendapatkan perawatan di rumah sakit di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/4/2019).

DUKA PETUGAS PEMILU

PENYEBAB KEMATIAN*

Di Kabupaten Bandung, Jawa barat, Tati Nurhayati (60 tahun), seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Cikadu, Kecamatan Sindangkerta, meninggal dunia pada Sabtu (27/4) setelah tiga hari dirawat. “Sabtu (27/4) korban meninggal pukul 05.20 WIB. Diduga salah satu faktor akibat kelelahan sebagai anggota KPPS,” ujar Kapolsek Sindangkerta AKP Surahmat saat dihubungi, Ahad (28/4).

Sebelum itu, satu anggota KPPS di Kabupaten Bandung, dua anggota panwas TPS, dan satu anggota Polsek Cileunyi juga meninggal dunia akibat kelelahan. Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sumedang, Ansor Umar (35), juga meninggal dunia pada Ahad (28/4) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

“Kemungkinan besar faktor kelelahan. Riwayat kesehatan mah tidak ada penyakit parah. Kemungkinan karena kegiatan seminggu kemarin yang padat dan bahkan begadang dan tidak pulang, nginepdi kantor,” ujar Koordinator Sekretariat Bawaslu Sumedang Nurhayat, Ahad (28/4).

Jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal di Kabupaten Banyumas juga terus bertambah. Ketua KPU Banyumas Imam Arif Setiadi menyebutkan, jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal sudah mencapai enam orang. Dari jumlah itu, setidaknya dua meninggal akibat sakit dan kelelahan. Sementara itu satu anggota KPPS meninggal akibat kecelakaan sepulang bertugas di TPS.

Secara nasional, KPU merilis pada Ahad (28/4) sedikitnya 287 petugas pemilu wafat selama bertugas. Jumlah tersebut bertambah dari catat an meninggal dunia, pada akhir pe kan sebanyak 272 orang. Komisioner KPU Evi Novida Ginting mengungkapkan, jumlah petugas KPPS yang sakit pun melonjak menjadi 2.095 orang dari sebanyak 1.878 akhir pekan lalu.

Mabes Polri juga mencatat, terjadi penambahan personel gugur. Juru Bicara Mabes Polri Dedi Prasetyo dalam rilis resmi kepada Republika, Ahad (28/4), menyampaikan, ada dua personel lagi yang meninggal dunia.

“Jadi, sekarang jumlah anggota yang gugur sebanyak 18 personel,” ujar dia. Sementara data terakhir Bawaslu mencatat sedikitnya 55 pengawas pemilu meninggal di berbagai daerah.

Leave A Reply

Your email address will not be published.