Internet Suburkan Kultur Berdemokrasi Generasi Milenial

 

JAKARTA, Harnasnews – Generasi milenial dianggap masih belum menjadi aktor utama dari demokrasi dan masih menjadi etalase politik belaka. Meski demikian milenial secara faktual banyak ikut berpartisipasi dalam demokrasi di media sosial, hanya saja secara struktur belum terartikulasikan dengan baik.

Demikian mengemuka dalam acara diskusi Milenal Bincang Politik bertajuk Struktur dan Kultur E-Democracy Indonesia, yang diselenggarakan di Jakarta, baru-baru ini.

Diskusi yang diselenggarakan Sekolah Politik dan Komunikasi Indonesia yang bekerjasama dengan Bakti Kominfo itu menghadirkan pengamat politik Andi Mallarangeng, dosen komunikasi politik UGM, Nyarwi Ahmad, mantan Ketua Formappi, Sebastian Salang dan Ketua Komisi 1 DPR Meutya Hafid sebagai keynote speaker.

“Jadi kulturnya sebenarnya ada. Kulturnya itu sosial media. Internet ini menyuburkan kultur berdemokrasi karena apa yang tidak bisa dibicarakan di lembaga formal menjadi bahan diskusi,” kata Nyarwi Ahmad.

Generasi milenial, kata Nyarwi Ahmad, agar lebih partisipatif dalam berdemokrasi membutuhkan teknologi digital atau e-democracy.

Dia menyebut partai politik perlu mereformasi kultur kelembagaan politik. Begitu pula dengan cara kerja dalam sistem demokrasi.

Ia mengingatkan bahwa agar e-democracy di masa mendatang tak menjadi bencana maka kalangan milenial sebagai penyangga demokrasi penting pula memiliki dan merawat gagasan besar keindonesiaan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.