Kemenkop dan UKM Membangun Inovasi UKM Lewat Inkubator Bisnis

Dalam kesempatan yang sama, Representatif Pemerintah Jepang Untuk ASEAN Naoto Okura menyambut baik adanya kerjasama pengembangan inkubator bisnis dengan negara-negara ASEAN. “Saya juga berharap pertemuan ini akan menghasilkan transfer teknologi bagi pengembangan kualitas produk UKM di negara-negara ASEAN. Selain itu, pertemuan ini juga akan menghasilkan satu model pengembangan bisnis inkubator antara ASEAN dengan Jepang”, kata Naoto.

Kesepakatan ASEAN

Sedangkan Project Manager ABINet I Wayan Dipta menjelaskan bahwa pada 2009 lalu di Thailand ada pertemuan para pemimpin ASEAN yang menghasilkan kesepakatan bersama untuk meningkatkan daya saing UKM dalam peta persaingan global. “Saat itu, para pemimpin ASEAN sepakat bahwa UKM merupakan backbone bagi perekonomian di negara masing-masing, termasuk Indonesia”, kata Wayan.

Kemudian, lanjut Wayan, pada 2013 sepakat pula untuk membentuk satu wadah pemberdayaan UKM bernama ABINet. Tujuannya, untuk memperkuat inkubator bisnis yang ada di ASEAN, terutama di tiga negara (Laos, Kamboja, dan Myanmar) yang dianggap inkubator bisnisnya belum berkembang baik. “Kita melakukan annual meeting, workshop, business matching, hingga virtual businesz. Intinya, ABINet harus mampu melahirkan UKM yang berdaya saing tinggi, khususnya di kancah masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA”, jelas Wayan.

Wayan berharap, UKM harus memiliki inovasi di bidang teknologi dalam mengembangkan kualitas produknya. Untuk itu, inkubator bisnis memegang peranan yang sangat besar. “Sudah banyak inkubator bisnis di Indonesia yang besar dan bagus. Sebut saja, Sampoerna dan Telkom.

Bahkan, inkubator bisnis AMIKOM kini sudah mampu melahirkan UKM berteknologi tinggi. AMIKOM kini sudah mampu melahirkan produk animasi berteknologi tinggi, hingga mengembangkan teknologi drone untuk taksi udara berbahan dasar listrik”, pungkas Wayan.(Red/Ed)

Leave A Reply

Your email address will not be published.