JAKARTA, Harnasnews – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan sejumlah langkah strategis demi memenuhi ketersediaan beras nasional dalam menghadapi fenomena El Nino.

Pasalnya, fenomena tersebut berdampak pada beberapa jenis bahan pangan impor seperti gandum, beras, hingga bawang putih.
​​​​​​
“Bapak Presiden dalam rapat minggu lalu yang kami ikuti juga itu memberikan tugas kepada Bulog, Badan Pangan Nasional untuk setok beras, ini sedang berjuang,” kata Tito dalam keterangan pers di Jakarta, Senin.

Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk terus waspada terhadap kondisi tersebut. Khusus untuk beras, Mendagri menambahkan, beberapa negara seperti India sudah menghentikan ekspor ke Indonesia.

Padahal Indonesia adalah salah satu pengimpor besar dari India.

“Selama ini kita membeli beras ke Vietnam dan ke Thailand, dan Vietnam dan Thailand juga lebih mengutamakan produknya yang berkurang karena kekeringan itu untuk konsumsi dalam negeri, meskipun masih mengekspor ke luar negeri tapi yang diekspor kan adalah yang kelas premium, sementara yang medium dan yang di bawahnya sedikit itu lebih diutamakan untuk rakyatnya, karena harganya lebih murah,” ujarnya.

Guna menjaga ketersediaan beras di masyarakat, dia menjelaskan pemerintah berencana kembali mengimpor beras dari negara-negara tersebut. Presiden Jokowi menyatakan impor harus dilakukan dengan cepat, karena tahun ini ada potensi El Nino yang bisa mengganggu produksi beras.

“Kalau produksi, kita tahu bahwa produksi dalam negeri tidak cukup beras kita, maka sudah dilakukan impor, ini dari Bulog kemudian Kementerian Perdagangan, saya paham Badan Pangan sedang bekerja sangat keras untuk memenuhi stok minimal 2 juta ton sampai dengan akhir tahun 2023, untuk mengamankan mungkin di puncak panas kekeringan di bulan Agustus, September, dan Oktober,” jelas Tito, dikabarkan dari antara.